Selasa, 04 Desember 2012

Cita-citaku "Cuma" Ingin Jadi Guru

Cerita ini dimulai saat saya masih duduk di bangku SMP sekian puluh tahun yll ( dah tua lah pokoknya...) . Menjadi guru biologi adalah cita-cita saya sejak  masih SMP ( saya sekolah di SMP Negeri 3 Kebumen ) . Saya ingat betul ketika  kelas 3 SMP kami masing-masing memiliki buku kenangan . Setiap teman akan mengisi biodata diri di buku kenangan teman lainnya . Disitu ditulis antara  lain nama , tempat tanggal lahir , alamat , hobi , cita-cita dan  motto ( yang paling umum ditulis sih ‘ ora et labora ‘ hehehe padahal saat itu sebetulnya ya tidak begitu paham apa yang dimaksud dengan motto hidup ) ...

Kebanyakan teman mengisi cita-cita dengan ingin menjadi dokter , pilot , pramugari , sekretaris , professor , insinyur dll . ‘Anehnya’ sepertinya kok cuma saya yang menulis cita-cita ingin menjadi guru ( saat itu sepertinya guru adalah cita-cita yang paling sederhana hehehe ) . Saya ingat betul menuliskan cita-cita dengan detail ‘ ingin menjadi guru biologi sma ‘ .     Sepertinya otomatis saja saya mengisi itu , tapi sesungguhnya ada banyak faktor yang langsung maupun tidak langsung membuat saya bercita-cita ingin menjadi guru . 

Yang pertama faktor keluarga . Keluarga saya adalah keluarga yang sangat sederhana , ayah saya sudah meninggal saat saya berumur 3 tahun . Beliau pegawai swasta sehingga tidak meninggalkan pensiun dan juga tidak meninggalkan warisan apapun . Ibu saya guru SD , beliau sendirian harus menghidupi tiga anak . Kakak saya perempuan sekolah di SPG .Yang terpikir oleh saya saat ditanya cita-cita ya menjadi guru seperti ibu dan kakak saya nantinya . Tapi saya tidak mau jadi guru SD , saya ingin jadi guru SMA ( pikiran saya waktu itu , saya harus lebih tinggi dari ibu saya ) . Tapi bagaimanapun jelas ibu saya adalah inspirasi bagi saya hingga saya punya keinginan untuk jadi guru juga . Meski kami hidup sederhana , ibu saya sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya . Saya ingat , setiap kami menghadapi ulangan atau ujian , ibu selalu berpuasa , sementara pada saat ujian anak-anaknya semua dibebastugaskan dari pekerjaan rumah . Lucu atau anehnya meski ibu saya guru SD tapi semua anak-anaknya di sekolahkan di SD lain dan bukan di SD tempat ibu saya mengajar . Entah apa pertimbangan ibu saya hingga tidak mau mengajar anak-anaknya sendiri . 


Dari kecil saya sudah hobi membaca . Kami berlangganan majalah ‘ Kuncung ‘ , kemudian ganti ‘Bobo’ , terus ganti majalah ‘Kawanku’ , meningkat remaja ganti lagi majalah’Hai’ , saat SMA ganti langganan majalah’Gadis’ dan tabloid ’Mutiara’ .
Sejak SMP saya sudah menjadi anggota perpustakaan daerah . Ini juga agak aneh , karena tidak ada teman sepermainan saya yang jadi anggota perpustakaan daerah . Saya ingat dulu perpustakaan daerah terdapat di alun-alun , istilahnya di paseban alun-alun . Pulang sekolah saya sering mampir ke perpustakaan , sendirian saja . Saya pinjam berbagai macam buku , dulu saya suka sekali membaca buku biografi , juga buku karangan Mark Twain , Agatha Christy , Karl May dan masih banyak lagi . Saya sangat terkesan dengan buku Karl May yang bercerita tentang seorang Indian Amerika bernama Winnetou . Itu bacaan saya waktu masih SMP . Setiap saya membaca buku sepertinya tidak hanya huruf-huruf yang terlihat oleh mata , tapi seperti ada film di otak saya tentang apa yang sedang saya baca ( mungkin karena saya terlalu ‘masuk’ kedalam cerita yang ada di buku hingga saat membaca saya selalu berimajinasi terutama tentang tokoh yang ada dalam bacaan ) . Itu pula yang sekarang sering saya katakan paa anak didik saya , berimajinai tentang apa yang sedang kita baca akan membantu kita dalam memahami isi bacaan .


Saya juga ingat saya pernah membuka ‘perpustakaan’ kecil di rumah . Karena buku-buku saya banyak , saat liburan sekolah saya  pajang buku-buku saya diruang tamu dan saya panggil anak-anak kecil di sekitar rumah untuk membaca . Saya juga senang mengajari mereka mewarnai , menggambar , berhitung ( kalau istilah sekarang mungkin seperti ‘les’ ya , mereka datang ke rumah saya bawa buku pelajaran dan minta diajari , tapi gratis lho.. ) . Sungguh saat itu saya berperan bagai seorang guru bagi mereka .


Faktor kedua yang membentuk cita-cita saya adalah faktor sekolah . Di SMP saya mempunyai guru biologi perempuan masih muda , namanya bu Rochayati . Cara penyampaian materinya sangat menarik dan  mudah dipahami , banyak praktikum yang dilakukan , dan entah kenapa saya menjadi sangat tertarik dengan pelajaran biologi . Nilai saya selalu bagus , praktikum selalu berhasil , saat itu diantara teman-teman , saya termasuk handal dalam menggunakan mikroskop . Bahkan buku laporan praktikum saya masih saya simpan sampai sekarang . Sejak itu saya pingin sekali jadi guru biologi seperti guru saya . Tapi saya ingin lebih tinggi dari beliau , jika beliau guru SMP maka saya ingin jadi guru SMA . Sepertinya sepele ya , tapi itu semua menjadi motivasi bagi saya .

Setelah lulus SMP saya melanjutkan ke SMA ( SMA Negeri 1 Kebumen ), cita-cita saya tidak berubah tetap ingin menjadi guru biologi  . Kebetulan guru biologi SMA saya cara mengajarnya juga sangat menarik dan menyenangkan , namanya bu Poppi , saya sangat terinspirasi oleh beliau . Lulus SMA saya diterima di  Ikip Negeri Semarang jurusan D3 Biologi ( saya memang cuma ndaftar disitu thok ). Kenapa pilih D3 ? Karena pertimbangan waktu dan biaya . Saat itu terfikir kalau ambil D3 saya dapat ikatan dinas dan setelah lulus bisa langsung penemptan serta mendapat SK . Masa kuliah saya lalui dengan lancar , dapat beasiswa , lulus tepat waktu . 

Di tahun terakhir kuliah , kami disuruh mengisi blangko ikatan dinas . Disitu tertulis bersedia ditempatkan dimana saja di wilayah indonesia . Tapi ada juga kolom yang menyatakanbisa memilih tempat tugas kita nantinya . Saya memilih untuk ditempatkan di Purworejo Jawa tengah . Pertimbangan saya Purworejo tidak jauh dari kota asal saya yaitu Kebumen . Saya juga berfikir saya tidak akan nyaman jika jadi guru di Kebumen karena saya akan mengajar tetangga-tetangga saya sendiri . Gak tau juga kenapa saya punya pendapat begitu , sementara teman-teman saya banyak yang memilih ditempatkan didaerah asal .


Sungguh tak disangka saat itu untuk lulusan D3 banyak yang SK-nya jatuh diluar Jawa , tapi untuk angkatan saya yang lulus tepat waktu ( separuh kelas belum lulus dan masih harus nambah 1 semester lagi ) semua ditempatkan di dekat daerah asal masing-masing . Saya ditempatkan sesuai keinginan saya yaitu di Purworejo tepatnya di SMA Negeri 3 Purworejo . 
Saya kemudian melanjutkan kuliah ambil S1 di Universitas Negeri Yogjakarta lulus dengan IPK 3,55 tanpa nilai C .


Itulah yang bisa saya ceritakan tentang kenapa saya menjadi guru . Kalau saya ingat lagi kok seperti ajaib , saat SMP saya bercita-cita ingin menjadi guru biologi SMA di Purworejo . Dan Alhamdulillah semua terwujud persis seperti cita-cita yang saya tulis di buku kenangan teman saya . ( Kadang terfikir kenapa dulu saya gak bercita-cita jadi menteri atau dosen atau apalah yang lebih tinggi dari ‘hanya’ sekedar guru ya hehehe…) . 


Tapi bagaimanapun , saya sangat bersukur dan sangat menikmati peran saya sebagai guru . Saya menikmati saat-saat saya ada didepan kelas mentransfer pengetahuan atau saat di laboratorium membimbing praktikum , atau saat diluar kelas berdiskusi dengan siswa atau sekedar ngobrol dengan mereka . Saya mencoba mengajar dengan sungguh-sungguh , mengajar dengan hati , mengajar sepenuh hati , mengajar hati-hati mencoba menyentuh hati . Dan sampai sekarang , meski sudah puluhan tahun saya mengajar , saya masih terus berproses untuk bisa menjadi guru yang baik dan benar , guru yang dirindu kedatangannya oleh para siswa , menjadi  https://pendidikinspiratif.wordpress.com/ 
Menjadi guru yang inspiratif , menjadi guru menginspirasi .

Ini hanya permulaan cerita saya tentang bagaimana saya menjadi guru . Lain waktu saya akan mencoba menulis pengalaman-pengalaman saya selama proses pembelajaran dengan anak-anak didik saya .

TULISAN INI DIIKUTSERTAKAN DALAM LOMBA MENULIS UNTUK GURU YANG DILAKSANAKAN OLEH KOMUNITAS SEJUTA GURU NGEBLOG BEKERJASAMA dengan MENJADI GURU YANG INSPIRATIF  http://pendidikinspiratif.wordpress.com



     




Tidak ada komentar:

Posting Komentar