Kamis, 25 Oktober 2012

Matinya ' Eri ' ( proses perombakan eritrosit )




Kawan , masih ingatkah kalian cerita tentang Eri ( dalam judul 'perkenalkan namaku Eri / eritrosit )
itu lho teman kita yang bolak-balik berkencan
dengan oksi ( oksigen ) dan karsi ( karbondioksida ) ?

Tahukah kalian  di usianya yang ke 120 hari dia meninggal . Hiks . . .
Eri terperangkap dalam hati dan dihancurkan oleh histiosit si penghancur .
Cincin hemi ( hemoglobin ) bermata merah milik Eri-pun pecah
menjadi ( zat ) besi , globulin ( protein ) dan hemin ( pigmen warna ). 

Tapi walaupun sudah dihancurkan , hasil pemecahannya masih bisa dimanfaatkan .
Zat besi dikirim kembali ke sumsum tulang
untuk membentuk Eri junior ( eritrosit ) yang baru lagi .

Globulin digunakan lagi untuk metabolisme protein atau
untuk membentuk haemoglobin baru .

Hemin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin .
Si Rubin ( bilirubin ) akan teroksidasi  menjadi urobilin daan sterkobilin .
Dan tahukah kamu kawan , urobilinlah yang menyebabkan  urine kita
berwarna kuning kecoklatan, sedang sterkobilin memberi warna kuning kecoklatan pada
faeces kita .

Sementara si Verdin ( biliverdin ) adalah senyawa pigmen empedu 
yang merupakan senyawa antioksidan kuat .

Demikianlah kawan , Eri mengorbankan dirinya dihancurkan oleh hati .
Tapi lihatlah , bagian-bagian tubuh Eri yang hancurpun masih memiliki manfaat .
Selamat jalan Eri , dan selamat datang Eri junior .

Dari beberapa penjelasan tentang mekanisme kerja organ tubuh kita  , 
kita mengetahui bahwa tubuhpun melakukan proses reuse , recycle dan reduce .
Super sekali.....





betapa mengagumkannya organ tubuh kita



Paru” kita terbentuk dari jutaan gelembung alveolus yg bila semua alveolus tsb dibuka dan dibentangkan dengan rata luasnya setara dg lapangan tenis .

Mengapa daun telinga terbentuk dari tulang rawan . Pernahkah kamu bayangkan bagaimana jika daun telinga kita terbentuk dari tulang keras . Apakah kamu masih bisa tidur nyenyak miring kanan  atau miring kiri ?

Rabu, 24 Oktober 2012

Hindari Budaya Menghakimi dan Menghukum

BUDAYA MENGHAKIMI DAN MENGHUKUM PARA PENDIDIK DI INDONESIA

 Copas dr tulisan : Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
  ...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
  Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa?