Tidak ada anak yang bodoh !
yg ada adalah guru yg gak pintar ( mau bilang guru yg bodoh kok gak tega saya he he he )
...beberapa kali kalimat itu saya dengar .
Saya jadi merenung , sebetulnya
kalimat itu hanya kalimat penghibur bagi anak , pembelaan dari orang tua ,
pemojok bagi guru atau memang benar bahwa tidak ada anak atau siswa yang bodoh
, yang ada adalah guru yang bodoh ?!?
Bermula dari hal itu saya mulai
buka” buku , browsing internet dan baca lagi mengenai paedagogik , tahap
perkembangan anak , proses pembelajaran dan tentang kecerdasan ( dan saya
akui saya memang ketinggalan jaman , tapi biar saja daripada yang cuma manggut”
padahal sebetulnya gak paham dengan ungkapan tersebut … hiiiks )
Dan dari hasil googling kemudian
saya menemukan artikel tentang ‘multiple intellegence’ yg dikembangkan oleh
Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika .
Kecerdasan tidak hanya tentang IQ ,
tidak hanya tentang nilai raport , tidak hanya tentang ranking . Menurut Prof.
Howard Gardener ada 8 macam kecerdasan manusia , karena itu dia
menyebutnya ‘multiple intellegence’ .
1.
KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah
kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun
tulisan.
2.
KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun
solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal).
3.
KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial
adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara
akurat (cermat).
4.
KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik adalah kemampuan
untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan
mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap
ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar.
5.
KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah
kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang
lain.
6.
KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri
sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi
dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri.
7.
KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah
kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide,
pemikiran dan perasaan.
8.
KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis adalah
kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori
terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan.
Dan setiap anak bisa memiliki
kecerdasan yang berbeda . Intinya bahwa setiap anak tentulah memilki kecerdasan
, bisa hanya satu , dua atau banyak macam sekaligus .
Ada anak yang pintar berhitung (
kerennya sih matematika ) sebaliknya ada anak yang sangat lemah kemampuan
matematiknya . Ada anak yang sangat pintar bergaul , pandai menyesuaikan diri ,
mudah berempati , tapi ada pula anak yang sangat tertutup , gak peduli
lingkungan , semau gue . ada anak yang pintar menulis , suka baca puisi , bisa
main drama . Ada juga anak yg gak bisa diam ,selalu bergerak , suka ngedance ,
goyang dangdut , dan masih banyak kemampuan” lain yang dimilki anak” yg lain
pula . Apakah semua itu termasuk kecerdasan ? Jawabannya adalah ‘ ya ‘ . Karena
kecerdasan merupakan potensi biologis asli manusia dengan kemampuan khusus dan
kecerdasan juga adalah kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat
ditumbuhkembangkan .
Kecerdasan adalah kumpulan
kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan .
Jadi teringat apa yang dikatakan
Deddy Corbuzier , jika seorang anak tidak bisa matematika dan lebih senang
menggambar , mengapa malah di leskan matematik ? Harusnya dia dileskan menggambar
agar dia lebih dapat mengembangkan minat dan kemampuannya .
Tapi dilematis pendidikan di
Indonesia , nilai akademislah yang terpenting , rangking selalu dibanggakan dan
ditanyakan . Lihat laporan hasil belajar siswa ( raport ) , yang diutamakan
adalah nilai kognitif , sementara nilai sikap dan ketrampilan / psikomotor
tidak menjadi tolok ukur bagi cerdas atau pintarnya siswa . Jika nilai
kognitifnya jelek maka anak dikatakan bodoh dan jika nilai kognitif bagus maka si
anak dikatakan pandai . Lihat saja UN , apa yang dikejar dari UN ? Tak lain
adalah nilai , nilai dan hanya nilai pengetahuan ( kognitif ) . UN sama sekali
tidak mengungkap kemampuan sikap dan ketrampilan anak .
Ya saya setuju dengan ungkapan ‘ tidak ada anak atau
siswa yang bodoh’ , karena setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda ,
mungkin hanya satu , dua atau banyak macam kecerdasan sekaligus . Tapi
saya tidak begitu setuju dengan ungkapan tambahannya bahwa ‘ yang ada adalah guru yang bodoh' ( ..hiiks..).
Terus pendidikan yang bagaimana
yang tepat , yang bagus , yang pas untuk bisa mengungkap macam” kecerdasan
yang dimiliki anak ?
Apakah Kurikulum 2013 bisa menjadi
solusinya ?
Ataukah pelatihan dan diklat guru
yang perlu ditingkatkan dan diperbanyak ?
Guru pun perlu dan butuh di 'upgrade' agar bisa selalu 'update' .
Guru pun perlu dan butuh di 'upgrade' agar bisa selalu 'update' .
Guru memang ujung tombak pendidikan
, tapi guru pulalah yang paling gampang dkambing-hitamkan jika terjadi
kegagalan pendidikan .
Bagi semua rekan guru mari kita
terus belajar untuk bisa menjadi guru yang lebih baik dan lebih kompeten .
Semangaaaat...
( to be continued di cerita tentang
kita para guru pembelajar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar